Penggunaan Aspal Plastik Diterapkan di Jalan Bekasi

0
banner 468x60

“Tri menjelaskan, dari segi kualitas aspal berbahan plastik ini ditaksir bisa lebih merekat ke permukaan tanah. Sehingga bisa menyatukan material pelapis jalan lebih lama dibanding aspal biasa.”

 

BaskomNews.com – Jalan Raya Sultan Agung, Kota Bekasi dijadikan titik uji coba aspal berbahan baku plastik dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dari hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) aspal berbahan baku plastik dijamin lebih merekat dibanding dengan aspal biasa.

banner 336x280

Kepala Dinas PUPR Kota Bekasi, Tri Adhianto menyampaikan, Kota Bekasi dipilih lantaran potensi menghasilkan sampah plastik dari wilayahnya sangat besar. Apalagi, di Kecamatan Bantargebang, ada dua tempat pembuangan besar milik dua wilayah. Yakni Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang milik Pemprov DKI Jakarta dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu milik pemerintah setempat.

“Diujicoba hari ini Sabtu (16/09), langsung oleh kementerian PUPR, untuk titik dan panjangnya baru akan kita ketahui besok,” kata Tri, Sabtu (16/09).

Tri menjelaskan, dari segi kualitas aspal berbahan plastik ini ditaksir bisa lebih merekat ke permukaan tanah. Sehingga bisa menyatukan material pelapis jalan lebih lama dibanding aspal biasa. Namun, tetap saja, ketahanan aspal pada umumnya bergantung pada kapasitas bobot jalan dan kondisi cuaca di daerah tersebut.

Ia mengaku, lebih khawatir dari segi biaya pemakaian pekerjaan bila menggunakan aspal berbahan plastik. Sebab aspal tersebut belum diproduksi secara masiv. Sehingga, harga jual dikhawatirkan masih di atas rata-rata harga pasaran aspal biasa.

“Yang bikin khawatir justru harganya, kan belum diproduksi masal. Kalau untuk kualitas Balitbang PUPR sudah melakukan penelitian. Di beberapa negara pun sudah mulai memakai aspal ini,” ungkap Tri.

Meski demikian, Tri tak menampik keuntungan yang akan didapat dari pemakaian aspal berbahan dasar sampah plastik tersebut adalah untuk kelestarian lingkungan. Sebab, seperti yang diketahui sampah plastik merupakan sampah yang paling sulit terurai. Butuh ratusan tahun untuk menunggu sampah tersebut terurat.

“Dari segi pelestarian lingkungan sih bagus ya, ngurangi sampah plastik,” singkat dia.

Seperti yang diketahui, Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal tersebut merupakan salah satu solusi bagi permasalahan sampah plastik. Ini diprediksi bakal mengurangi produksi limbah plastik yang ada. Sebab, setiap satu kilometer jalan dengan lebar tujuh meter, membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton.

“Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer,” kata Danis.

Diprediksi, jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton per km jalan, maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km.

Selain itu, aspal yang dihasilkan juga lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran. Artinya, kata Danis, stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik.

Stabilitasnya meningkat 40 persen. Ini menjadikan kinerja lebih baik lagi, tukas dia.(Cid)

banner 336x280