Peringatan Hari Kerja Layak Internasional, 3000 Buruh KSPI Geruduk Istana
Jaminan kesehatan akan terus menjadi persoalan karena persoalan anggaran. Oleh karena itu, KSPI mendorong agar pemerintah, melalui APBN segera menambah alokasi anggaran untuk jaminan kesehatan. Ini sebagai bentuk tanggungjawab negara terhadap hak kesehatan bagi rakyat
BaskomNews.com – Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan unjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Kerja Layak Internasional yang jatuh pada tanggal 7 Oktober di Istana Negara.
Menurut Said Iqbal, aksi ini mengangkat isu JAMKESTUM: Jaminan Kesehatan dan Tolak Upah Murah.
Said Iqbal menilai, jaminan kesehatan akan terus menjadi persoalan karena persoalan anggaran. Oleh karena itu, KSPI mendorong agar pemerintah, melalui APBN segera menambah alokasi anggaran untuk jaminan kesehatan. Ini sebagai bentuk tanggungjawab negara terhadap hak kesehatan bagi rakyat.
Selain itu, masih menurut Said Iqbal, sistem INA CBGs menyebabkan rumah sakit swasta banyak yang tidak mau bekerjasama, sehingga akibatnya bayak penolakan seperti yang dialami bayi Debora.
“Kami mendesak agar INA CBGs diganti dengan fee for service,” kata Said Iqbal.
Selain jaminan kesehatan, KSPI juga akan menyuarakan tolak upah murah.
“Kami akan mengkampanyekan upah plus 50 (upah kenaikan sebesar 50 dolar), atau setara dengan 650 ribu,” kata Said Iqbal.
Kampanye upah plus 50 merupakan kampanye kaum buruh di Asia Pacific. Hal ini, karena, dibandingkan dengan negara-negara di Eropa, Amerika, Australia, upah di Asia Pacific relatif rendah.
Kampanye ini sekaligus merupakan bagian dari kampanye global “end corporate greed.” Yaitu Seruan untuk mengakhiri kerakusan kapitalis.Secara bersamaan, kampanye naik upah plus 50$
Saat berita ini diturunkan, ribuan buruh masih melakukan orasi di depan gedung Indosat sebelum bergerak menuju istana.
Selain di Jakarta, aksi serupa digelar juga di Batam, Medan , Aceh dan juga beberapa kota besar lainnya. (MH)