Kader PAN Karawang yang Ingin Menang di Pileg 2019, Anda Mesti Baca Ini!
Oleh: Bayu SiD/Baskom news.com
Buat kader Partai Amanat Nasional (PAN) Karawang yang ingin menang di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, anda harus baca ini!
Ketum PAN, Zulkifli Hasan membeberkan sejumlah strategi atau cara-cara politik, agar kadernya bisa memenangkan perhelatan pesta demokrasi, untuk menduduki kursi legislatif.
“Mau jadi anggota DPRD? Yang pertama, dalam satu hari kunjungi lima ranting,” ujar Zulkifli saat berbincang dengan BaskomNews.com, di acara Apel Ranting yang digelar DPD PAN Karawang, Rabu (18/1/2018) di LSI.
Dijelaskan dia, jika dalam sehari calon legislatif (caleg) bisa mengunjungi paling tidak lima ranting (kelurahan/desa) maka ia bisa mengetahui seluk beluk permasalahan masing-masing daerah.
Dengan begitu, caleg bisa memikirkan solusi kepada daerah tersebut. Selain itu, ia menyebut cara efektif yang kedua adalah dengan menunaikan salat Subuh dan Maghrib berjamaah di masjid.
“Salat Subuh atau Maghrib tidak bayar kan? Jadi sebenarnya sangat mudah,” ucapnya.
Dengan menunaikan salat Subuh dan Maghrib berjamaah, kata dia, selain berkah, caleg bisa mengenali karakter masyarakat paling tidak di wilayah ia tinggal.
“Cara yang ketiga, adalah mengikuti acara-acara di perkampungan. Salah satunya yakni pengajian. Kenali juga tokoh masyarakat dan tokoh adat,” katanya.
Ia menyebut cara-cara seperti itu harus segera dilakukan sejak saat ini. Sebab, bila dilakukan sejak sekarang, maka akan timbul ‘chemistry’ di antara par kader dan masyarakat setempat.
“Jadi nanti tak kalah dengan yang lain, yang berani memberi uang. Tak perlu bermain politik uang, karna sudah kalah dengan bangunan ‘chemistry’ tadi,” katanya.
para kadernya, kata dia, harus memberikan sinergi yang positif baik antarkader maupun dengan partai lain. Ia juga menegaskan untuk hindari perselisihan dalam persaingan baik di Pilkada maupun dalam Pileg nanti.
“Jika ingin menang dalam persaingan pemilihan umum, para kader diminta untuk bekerja lebih keras,” katanya.
Intinya, sambung dia, cuma satu, ikhitar. “Jangan hanya berdoa tapi juga bekerja,” katanya. (*)