Korban Tewas Miras Oplosan Terindikasi Keracunan Metanol
BaskomNews.com – Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan minuman keras yang diminum puluhan warga Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, mengandung methanol.
“Yang Cicalengka itu hasil labnya mengandung methanol dan alkohol. Jadi kalau digemborkan ginseng bohong, enggak ada ginsengnya,” kata Agung kepada wartawan di Jalan Raya Limbangan, Balubur Limbangan, Garut, Rabu (11/04/18).
Agung mengatakan menurut keterangan dokter seseorang yang menenggak minuman mengandung methanol merasakan gejala sesak nafas dan mual.
“Gejala awalnya, menurut dokter, sesak nafas kemudian mual. Setelah mual, muntah-muntah terus nafas abis,” katanya.
Miras oplosan menewaskan 41 warga Kab. Bandung, 7 orang di Sukabumi dan 4 orang di Kota Bandung. Agung memastikan tidak ada kaitan antara kejadian di Bandung dengan kejadian di Sukabumi.
“Untuk Sukabumi tidak ada (kaitannya dengan Bandung), karena dia racik sendiri, minum sendiri, mabuk sendiri, mati sendiri,” ujar Agung.
Hal sama dikatakan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Jabar Ismirni. “Gejala mual, muntah, pandangan kabur itu (diduga) disebabkan methanol,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Jabar Ismirni, saat ditemui di Kantor Dinkes Jabar, Kota Bandung, Rabu (11/4/2018).
Dia menjelaskan, methanol merupakan senyawa kimia yang bisa berbahaya untuk tubuh manusia. Pasalnya, kandungan methanol biasanya ditemukan dalam bahan bakar, seperti spirtus bensin dan jenis lainnya.
Sehingga bila masuk ke dalam tubuh manusia bisa merusak jaringan saraf hingga menyebabkan kematian. “(Methanol) ini berbahaya, karena akan menyebabkan korosi (pengkaratan),” kata Ismirni.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya bersama pihak kepolisian dan BBPOM sedang melakukan uji laboratorium untuk memastikan kandungan zat dalam miras oplosan yang menewaskan puluhan orang tersebut. Uji laboratorium itu diperkirakan selesai dalam beberapa hari kedepan.
“Kalau positif (ada methanol), ini biasa digunakan dalam bahan bakar seperti spirtus,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Jabar Dodo Suhendar mengatakan pihaknya ikut mengawasi penanganan pasien korban miras oplosan di Cicalengka dan wilayah lainnya. Ini untuk memastikan rumah-rumah sakit yang merawat para korban tidak kekurangan logistik dan tenaga medis.
Dari data terakhir yang dimilikinya tercatat ada 145 korban dengan korban tewas sebanyak 41 orang. Di RSUD Cicalengka ada 103 orang dirawat dan 31 orang meninggal. Di RSUD Majalaya ada 60 pasien dengan 3 orang meningal dan RS AMC ada 16 korban dirawat 7 orang meninggal.
“Pasien di UGD menjalani detoksifikasi, membuang racun dan medapat perawatan intensif. Pengambilan sampel darah termasuk muntahan dan urin sudah dilakukan. Kami koordinasi dengan kepolisian untuk langkah selajutnya,” ucap dia.
Disinggung mengenai status KLB minuman keras di Jabar, Dodo menyatakan, tidak menetapkan status KLB di Jabar. Karena untuk menetapkan status KLB harus ada paramter tertentu.
“Kalau dilihat tentunya berdasarkan Permenkes tentang KLB dari pangan itu, kalau diklasifikasi miras oplosan tidak menyangkut pangan (jadi tidak menetapkan sebagai KLB),” ujarnya.(net/red)