Dempet di Bagian Dada Bawah dengan 1 Kelamin, Bisakah Bayi Kembar Siam asal Subang Dipisahkan? Ini Jawabannya…
“Jika dipisahkan, salah satu bayi kemungkinan akan berjenis kelamin perempuan”
BaskomNews.com – Muhammad Nur Hidayah dan Muhammad Nur Syafaat, bayi kembar siam, buah hati pasangan Ajis (34) dan Dini Pertiwi (34) asal Perumahan Surya Cigadung blok L nomor 20, Subang, masih terbaring di ruang perawatan khusus RSHS Bandung, Rabu (2/5/2018). Tim dokter dari rumah sakit tersebut masih melakukan observasi, untuk memisahkan kedua bayi tersebut.
“Bayi kembar siam ini mengalami conjoined twin omphalopagus yaitu dempet pada kedua tubuh di bagian bawah dada,” ujar Ketua Tim Penanganan Bayi Kembar Siam dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Prof Dr H Sjarif Hidajat E dr Sp A(K).
Untuk melakukan prosedur medis pada bayi kembar siam itu, kata dia, pihaknya menunggu 3-4 bulan lagi. Hal itu dilakukan agar bayi kembar siam yang sudah dirawat sejak 13 April 2018 itu berada dalam kondisi optimal dan ideal seandainya dilakukan pemisahan.
Selama 3-4 bulan itu pula, bayi kembar siam kelahiran 12 April 2018 itu akan menjalani berobat berjalan dengan petunjuk dan arahan dari tim dokter RSHS.
Dikatakan dia, kemungkinan untuk pemisahan kedua bayi itu tetap ada.
“Jika dipisahkan, salah satu bayi kemungkinan akan berjenis kelamin perempuan,” ucapnya.
Bayi tersebut, hanya mempunyai satu panggul. Satu kelamin laki-laki. Satu anus. Kaki tiga, tak terbentuk dengan baik. Mungkin kalaupun nanti dipisahkan. Ada satu yang menjadi wanita. “Tentu (pemisahan itu) memerlukan dukungan psikologis buat orangtuanya. Apakah bersedia dipisahkan atau dibiarkan terus berdua,” kata Sjarif.
Selama menjalani perawatan di RSHS, ujarnya, bayi ini masih menunjukkan kondisi yang stabil.
Berdasarkan hasil laboratorium, bayi ini masih menujukkan batasan normal.
“Bayinya kelihatan toleran terhadap nutrisi, bisa minum. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang, di laboratorium, hasilnya menunjukkan batasan normal. Hasil penunjang radiologi terlihat ada paru-paru yang dimiliki masing-masing bayi. Hati masing-masing punya. Limpa punya,” jelasnya.
Tetapi organ lain, seperti ginjal dan saluran cerna, masih dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. “Bagian urologi menyarankan untuk ditelusuri lebih lanjut apakah ginjal ada masing-masing. Bayi ini tulang pinggul yang hanya satu. Tulang punggung terjadi ada sedikit skoliosis, tidak lurus. Tapi, bisa kami lakukan sesuatu, skoliosis bisa membaik,” kata Sjarif. (SiD)