Sejak Dipihak Ketigakan dengan Sistem BOT, Pasar Baru Karawang Semerawut
“Kasihan pedagang, kalau di BOT kan pasti restribusi tinggi, belum lagi jika ada kerusakan itu pasti penanganannya lambat,”
BaskomNews.com – Pengelolaan Pasar Baru Karawang semakin semeraut tidak ada kejelasan semenjak dilakukannya sistem kerjasama Build Operate and Transfer (BOT) dengan pihak swasta.
Bahkan Pasar Baru Karawang disebut kumuh, dimana banyak kios yang rusak dan bocor sampai dikeluhkan para pedagang, namun hingga kini belum juga ada perbaikan.
“Banyak atap kios yang bocor, bahkan jika hujan airnya langsung ke kios para pedagang,” kata Asep Kurniawan, Ketua IPPK Pasar Baru Karawang, Jumat (8/2/2019).
Sebenarnya kata Asep, para pedagang Pasar Baru Karawang sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Pemda Karawang. Namun sampai saat ini belum juga ada kepastian kapan akan dibongkarnya. “Belum tahu kapan mau dibongkarnya,” terangnya.
Intinya, sambung Asep, para pedagang Pasar Baru Karawang bilamana ada pembongkaran harus jelas dulu statusnya, jangan sampai main bongkar, sementara para pedagang tidak tahu duduk persoalannya. “Pasar ini kan ada penghuninya, jika dibongkar penghuninya harus diperhatikan juga,” pintanya.
Atas persoalan ini, Asep berharap Pemda Karawang mengambil alih kembali pengelolaan Pasar Baru Karawang, jangan sampai dikerja samakan dengan pihak ketiga dengan sistem BOT. “Kasihan pedagang, kalau di BOT kan pasti restribusi tinggi, belum lagi jika ada kerusakan itu pasti penanganannya lambat,” kata Asep.
Kemudian Asep menyangkan terkait kepastian Surat Izin Menempati Bangunan (SIM B) yang tidak bisa diperpanjang dengan alasan HGB habis. Bahkan sejak 2011 lalu, SIM B tidak bisa diperpanjang, sedangkan hampir ada kurang lebih 500 kios yang tidak jelas surat izin menempatinya. “Kami hanya butuh buat pegangan, karena itu adalah surat izin untuk menempati kios ini,” terangnya.
Dahulu, masih dijelaskan Asep, memang pada saat Bupatinya Ade Swara mengatakan yang penting para pedagang mempunyai foto copy SIM B buat bukti penempatan kios tersebut. “Tapi kita kan butuh kejelasan juga, buat pegangan,” pungkasnya.(plz)