Ratusan Santri Jember Aksi Long March, Tuntut Fadli Zon Minta Maaf 2×24 Jam
“Paling lambat 2 x 24 jam, karena tidak seharusnya seorang pimpinan DPR RI bertindak tidak baik (menghina kiai atau ulama), itu melukai para santri,”
BaskomNews.com – Ratusan Santri yang menamakan Aliansi Santri Bela Kiai (Asbak) menggelar aksi longmarch sejauh 3 km dari Lapangan Talangsari, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, menuju alun-alun kota. Mereka memprotes tindakan orang-orang yang dinilai menghina kiai Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
Massa berkumpul di lapangan Tapangsari sejak pukul 08.00 WIB. Mereka mengenakan sarung, berkopiah, dan berpakaian muslim. Ratusan banser juga ikut mengawal dan turut dalam aksi.
Para santri itu berdatangan satu rombongan menggunakan mobil bak terbuka dan truk. Mereka dari 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Jember.
“Kiai dari Rembang itu Kiai Maimun Zubair atau saya biasa panggil Mbah Moen itu dihina, apalagi juga di politisasi. Tidak seharusnyalah, sehingga saya ikut aksi ini,” kata Salah Seorang Santri Ahmad Syaiful Anam, Minggu Pagi (10/2/2019).
Menurut dia, Kiai harus dijunjung layaknya guru yang dihormati dan dihargai jasa serta ilmu-ilmunya. “Karena kita bisa memiliki ilmu dan nantinya bisa meniti hidup karena jasa kiai. Apalagi kalau pemimpin yang sering sowan ke kiai, itu harus dihormati karena lebih baik,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang anggota Banser Muhammad Zaini menuturkan, seorang kiai ibarat orangtua yang memberikan nasihat dan ilmu-ilmu yang bermanfaat. “Jadi jika ada yang menghina atau melecehkan, tidak seharusnya dilakukan. Saya tidak terima, dan lewat aksi ini semoga menjadi perhatian,” tegasnya.
Sementara itu menurut Ketua GP Ansor Jember Ayub Junaidi, aksi protes asbak itu sebagai bentuk ungkapan keprihatinan dan protes kepada Fadli Zon yang menistakan dan dinilai menghina para Kiai.
“Tidak hanya karena puisinya, sejumlah kiai selain Kiai Maimun Zubair, ada Gus Yahya Stakuf dihina, bahkan Kiai Haji Ma’ruf Amin juga dihina, selaku Rais Am PBNU pada saat itu juga dihina, jadi (aksi) ini respon dari para santri,” ujar Ayub saat dikonfirmasi wartawan.
Oleh karena itu, lanjut Ayub, para santri di Jember menuntut permintaan maaf dari Fadli Zon. “Paling lambat 2 x 24 jam, karena tidak seharusnya seorang pimpinan DPR RI bertindak tidak baik (menghina kiai atau ulama), itu melukai para santri,” tandasnya.
“Jangan sampai kejadian serupa terjadi lagi, kami berharap lewat Istigasah ini, para pemimpin di Jakarta sana bertindak dan berpikir ulang, sebelum melakukan sesuatu,” imbuhnya.
Pantauan di lokasi aksi, penjagaan dari pihak kepolisian juga ditekankan. 300 personel polisi diturunkan untuk mengamankan aksi. Mereka pun ikut berjalan untuk mengawal aksi. Bahkan Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo memantau langsung pengamanan aksi tersebut.
Selain itu, sejumlah persimpangan dan perempatan juga ditutup agar aksi longmarch dapat berjalan dengan lancar. Di antaranya, Persimpangan Talangsari, Perempatan Pasar Tanjung, Persimpangan Jompo, dan Persimpangan Jalan Sultan Agung. Arus lalu lintas juga terpantau macet lancar, dan Polisi Sat Lantas mengatur kendaraan yang lewat.(Detik/red)