Dedi Mulyadi Berkunjung ke Gedung Juang Bekasi, Ada Apa?
BaskomNews.com – Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengunjungi Gedung Juang, tempat bersejarah yang berlokasi di Jalan Hassanudin, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Kedatangan Dedi tak sendiri, ia didampingi Plt Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja beserta Muspika setempat.
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat ini tiba di Gedung bersejarah sekitar pukul 13.30 WIB. Tak lama kemudian, iring-iringan mobil Patwal yang mengawal Plt Bupati Bekasi tiba di lokasi sekitar pukul 13.45 WIB.
Dedi yang memakai kaos Olahraga berwarna Kuning dan Plt Eka memakai kemeja putih dengan sepatu berjenis ‘Dock Mark’ langsung meninjau Gejung Juang.
Di sana, Dedi dan Plt Eka melihat kondisi mulai dari ruang bawah hingga atas dengan keaslian interior gedung tersebut juga bau menyengat dari kotoran binatang Kekelawar.
Dedi mengaku, kunjungannya ke Gedung Juang hanya sebatas pendampingan Plt Bupati Bekasi untuk berbagi pikiran dalam rangka pengembangan wilayah terutama budaya.
“Sebagai sahabat saya bersama-sama berbagi pikiran, sehingga Kabupaten Bekasi menjadi kabupaten yang memiliki nilai historikal yang kuat. Karena dari sisi moderiame dari sebuah kabupaten sangat nampak industrialisasi dan properti tumbuh dengan pesat. Namun akar masa lalunya tidak terpotret dengan baik, sehingga potret itu akan terwujud di Gedung Juang,” kata Dedi Mulyadi, kepada wartawan, Selasa (26/3/2019).
Gedung Juang ini, nantinya akan bercerita tentang sejarah peradaban Bekasi, siapa sih manusia yang pertama datang ke Bekasi, setelah itu kerajaan apa yang datang ke Bekasi.
“Kita ini kan banyak yang kehilangan jejak. Kehilangan jejak itu biasanya lihat di museum. Nah, museum itu seringkali membuat jenuh orang yang melihatnya. Biasanya hanya tumpukan kertas-kertas dan benda-benda. Sehingga sekarang lahirlah yang disebut dengan museum diorama, yaitu melihat jejak digital masa lalu. Nah, itu lebih menarik bagi para pengunjung,” jelas pria yang akrab disapa Kang Dedi ini.
Dirinya menerangkan proyek pembuatan museum diorama sebelumnya sudah dia buat beberapa di Purwakarta, yang hingga hari ini menarik untuk dijadikan studinya anak-anak sekolah. Dedi berharap di Bekasi dapat melakukan hal yang serupa terlebih pernah ada kerajaan besar yang pernah berdiri di Bekasi. Sehingga Bekasi bisa tumbuh sebagai Kabupaten yang memiliki peradaban masa lalu serta peradaban masa depan.
“Setiap hari berstudi ke Purwakarta untuk melihat perkembangan peradaban kemanusiaan. Makanya di situ ada sejarah Purwakarta, sejarah Tatar Sunda, sejarah Nasional kemudian peradaban dunia. Barangkali di Bekasi nanti ke depan bisa melakukan hal yang serupa, membangun museum digital yang bernama diorama yang menceritakan jejak sejarah peradaban. Di sinikan pernah ada kerjaan besar namanya Tarumanagara. Dan itu bisa menjadi ikon untuk masyarakat di Bekasi”, terangnya.
Selanjutnya, setelah merdeka, bagaimana kepemimpinan Bekasi dari zaman ke zaman yakni jaman kerajaan hingga kemerdekaan. Dan bagaimana nasib masa depan Bekasi.
“Yang menjadi visi bagi pemimpin Bekasi sekian puluh tahun ke depan, dan sudah harus bisa dibaca sejarahnya. Artinya ada obsesi yang dibuat dalam bentuk sajian konten digital nanti Bekasi kaya apa sih 10/20 tahun ke depan. Orang harus ada bayangannya dan itu penting bagi kita. Sehingga masyarakat kita itu tidak bercerita tentang hal-hal yang bersifat konflik, tapi bercerita tentang masa depan bangsa, masa depan daerah,” tambah Dedi.
Kemudian, nantinya pemerintah daerah bagaimana merumuskan potret Kabupaten Bekasi selama 50 tahun kedepan. “50 tahun ke depan bisa lihat di sini dan seperti apa perkembangannya,” tandas Dedi.(cr1)