Petambak Udang Merugi, Pemkab Belum Dapat Kepastian dari Pertamina
BaskomNews.com – Pecemaran lingkungan akibat tumpahan minyak milik Pertamina hulu energi sudah dua pekan ini masih terjadi di perairan Karawang Utara. Dampak dari pencemaran yang sampai ke pinggiran pantai ini membuat sejumlah petambak udang merugi.
Mereka terpaksa panen lebih awal, karena takut gagal panen akibat tambak mereka tercemar limbah minyak Pertamina. Kondisi ini pun membuat penghasilan para petambak udang merosot tajam. Ironisnya, sampai hari ini para petambak tak kunjung mendapatkan kepastian ganti rugi dari pihak Pertamina.
Berdasarkan pengakuan beberapa petani tambak, biasanya dalam satu kali musim panen udang para petani tambak bisa menghasilkan 4 ton udang (6 bulan masa tambak). Namun karena khwatir gagal panen dan mengharuskan para petambak panen lebih awal, kini hasil panennya merosot menjadi 1,5 ton.
“Kalau gak panen sekarang nanti takut udangnya pada keburu mati. Banyak dagingnya pada kopong, ukuran udangnya tidak berat. Makanya panen sekarang,” tutur Didin, Petani Tambak Udang Desa Sungaibuntu Kecamatan Pedes-Karawang, kepada BaskomNews.com, Senin (30/7/2019).
Menurut Didin, kondisi air laut yang sudah tercemar oleh minyak mentah Pertamina saat ini membuat udang-udang tidak berkembang. Bahkan tak sedikit udang yang mati, sehingga kondisi inilah yang membuat penghasilan para petambak udang merosot tajam.
Di tempat berbeda, Wakil Bupati Karawang, H. Ahmad Zamakhsyari (Kang Jimmy) kembali menegaskan, bahwa dirinya akan meminta kepada Bupati Karawang untuk membuat surat remi kepada Pertamina untuk mempertanyakan sampai berapa lama Pertamina bisa menyelesaikan musibah di utara laut Karawang ini.
Kedua, sambung Kang Jimmy, pasca nanti penanganan pencemaran ini Pertamina akan seperti apa. “Bukan hanya soal ganti rugi terhadap petani atau petambak dan nelayan yang tentunya harus dimusyawarahkan. Tetapi lebih dari itu soal penanganan ekosistem laut kita dan seluruh kekayaan laut mau seperti apa oleh Pertamina,” kata Kang Jimmy, saat wawancara live dengan TVRI, Selasa (30/7/2019).
Ditegaskan Kang Jimmy, hal ini penting dilakukan mengingat sampai hari ini Pemkab belum mendapat kepastian berapa lama sesungguhnya penanganan kasus bocornya atau jebolnya minyak Pertamina di laut Utara Karawang ini selesai. “Sampai saat ini kita belum dapat kepastian dari Pertamina. Baik soal sampai kapan penanganan selesai maupun soal ganti rugi,” timpal Kang Jimmy.
Untuk diketahui, terdapat lima titik yang berada di pesisir laut Utara Karawang yang terkena dampak dari bocornya pipa milik Pertamina hulu energy. Wilayah tersebut diantarany Desa Sedari, Desa Cemarajaya, Desa Tambaksari, Desa Sungaibuntu dan Desa Pusakajaya.(red)