Kritik Dasim untuk Cellica-Jimmy, “Pemerintahan Lost Control, Sawah Teknis Habis untuk Perumahan-Hotel”
BaskomNews.com – Menginjak tahun ke 4 pemerintahan Cellica-Jimmy, mantan Bupati Karawang, Dadang S Muchtar (Dasim) kembali angkat bicara dan memberikan kritik, soal pemerintahan Cellica-Jimmy yang dinilainya ‘Lost Control’ dalam hal pengelolaan tata ruang. Sehingga banyak lahan sawah teknis yang berubah menjadi perumahan dan hotel.
Saat ditemui di kediamannya di Balong Center, Selasa (13/8/2019), Dasim yang merupakan Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar ini mengaku, jika sebenarnya ia sudah tidak mau terlalu pusing ikut campur soal pemerintahan Karawang. Namun melihat kondisi di lapangan, Dasim akhirnya terpaksa tetap harus memberikan masukan kepada Cellica-Jimmy.
“Dulu saya sempat berikan masukan kepada Cellica lewat Sekda, karena Cellica susah dihubungi. Karawang ini mau dibawa kemana sekarang. Karawang ini katanya Lumbung Padi Jawa Barat. Tetapi saya ke kampung-kampung sawah teknis habis jadi perumahan,” tutur Dasim, kepada BaskomNews.com.
BACA SEBELUMNYA : Habiskan 4,6 Hektar, Pembangunan Perumahan Ini Sulap Lahan Sawah Produktif. Salah Siapa?
BACA SEBELUMNYA : Perumahan Graha Tirtamulya Dibangun di Zona Hijau, Waaah…!!!
Melihat kondisi ini, Dasim menegaskan, seharusnya perizinan-perizinan perumahan yang memakan sawah teknis dibatasi. “Sekarang boleh masuk wilayah Telagasari, habis semua sama Perumahan. Yang lebih riskan itu adalah sawah yang berubah jadi perumahan itu berada di pinggiran-pinggiran irigasi. Limbah keluarga (limbah perumahan) mau dilarikan kemana. Sementara irigasi kita ini selain digunakan untuk sawah masih digunakan juga untuk MCK,” papar Dasim.
“Jadi mau dibawa kemana sih. Ini kelihatannya tidak terkendali. Bukan saya menyalahkan Cellica. Mungkin Cellica banyak keberhasilannya, tapi terlalu banyak percaya kepada bawahan,” timpal Dasim.
BACA SEBELUMNYA : Lagi, Pemkab “Dikadalin” Pengusaha, Izinnya Ruko Ternyata Bangun Perumahan
Disinggung kelemahan pemerintahan Cellica-Jimmy dimana, sehingga bisa ‘Lost Control’ terhadap pengelolaan tata ruang, Dasim kembali menegaskan, seharusnya yang menjadi leader (Kepala Dinas) di DPMPTSP Karawang adalah benar-benar orang yang memiliki intergritas. Kemudian, disusul dengan kepemimpinan Cellica-Jimmy yang seharusnya jangan terlalu mudah percaya dengan bawahannya (kepala dinas, red).
“Ya mungkin bupati gak ngerti masalahnya. Happy-happy di luar saja kelihatannya, tapi leader untuk menjadi koordinator pemerintahannya tidak ada (lost control),” kata Dasim.
BACA SEBELUMNYA : Banyak Perizinan Pembangunan Perumahan Tidak Diketahui Bupati Cellica
Contoh kecil lain ‘Lost Control’ pemerintahan Cellica-Jimmy, selain dari pada sawah teknis yang habis menjadi perumahan dan hotel, Dasim juga menyinggung persoalan ‘izin full bus Fajar’ di sekitaran wilayah Kompleks gedung Pemda II. Dasim merasa bingung mengapa perizinan full bus fajar bisa dikeluarkan DPMPTSP Karawang.
“Atau contoh kecil, saya kaget juga akan ada Pemda II. Kok bisa di tengah-tengah situ bisa diberikan izin full kendaraan bus. Itu dimana letak pengendalian tata ruangnya. Mungkin yang berikan izin bukan langsung bupati, tapi terpadu (Dinas DPMPTSP Karawang), itu tiba-tiba diberikan izin begitu saja. Izin itu kan menghasilkan uang, bohong kalau izin tidak dapatkan uang,” sindir Dasim.
“Estetikanya dimana lingkungan perkantoran pemda diizinkan ada full bus fajar. Kan akan ada kemaacetan. Kalau kendaraan kecil sih gak apa-apa, ini kendaraan bus full fajar. Pasti kan keluarnya ke lampu merah pemda atau keluar jalur Kodim, kan semerawutnya nanti di sana,” papar Dasim.
Kembali disinggung mengapa pemerintaha Cellica-Jimmy bisa ‘Lost Control’ terhadap pengelolaan tata ruang, Dasim sendiri meyakini jika kebanyakan Bupati Cellica tidak mengetahui persoala lapangan secara detail. Bupati Cellica hanya mendapatkan laporan dari bawahannya (kepala dinas, red), kemudian memastikan bahwa proses perizinan tertentu sudah dikeluarkan karena alasan sudah sesuai aturan tata ruang.
“Sejauh mana kontrolnya, mungkin ibu tanda tangan saja, karena sudah diizinkan terpadu (DPMPTSP Karawang), ibu main tanda tangan saja. Kelemahannya Cellica ini ya itu (tidak dikaji lebih mendalam, red),” kata Dasim.
“Bohong besar kalau masih ada yang bilang sawah teknis Karawang masih luas dengan jumlah sekian. Semuanya habis kok. Lihat Karawang Barat, kan habis semua,” timpal Dasim.
BACA SEBELUMNYA : Bupati Kecolongan Lagi, 27 Hektar Lahan Teknis Sawah Disulap Jadi Perumahan
BACA SEBELUMNYA : Banyak Pengembang Perumahan Nakal, Ketua DPRD Kembali Warning DPMPTSP
“Dampaknya, sekarang berapa banyak air bawah tanah yang disedot perumahan sampai hotel di Karawang Barat. Maka wajar kalau sekarang masyarakat di wilayah Karawang Kota, kalau bikin sumur pompa dengan kedalaman 25 meter sudah tidak ada air. Jadi tolong-lah, tata ruangnya lebih dikontrol,” pungkas Dasim.(red)