Perut Bocah 9 Tahun Kena Panah Nyasar dari Atlet yang Berlatih di Luar Jadwal

0

Sebuah anak panah nyasar dari atlet panahan Karawang yng berlatih di luar jadwal menembus perut Muhammad Rifky Ramadhan Aulia.

banner 468x60

BaskomNews.com – Muhammad Rifky Ramadhan Aulia, bocah 9 tahun asal Lingkungan Dipo, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat harus mendapat perawatan serius di bagian perut, karena menjadi korban panah nyasar dari atlet panah Karawang.

Rifky dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (1/9/2019) sore, setelah perutnya tertembus anak panah milik seorang atlet panahan yang tengah menggelar latihan memanah di sebuah lapangan dekat rumah korban.

banner 336x280

Kejadian ini bermula saat sebuah club panahan yang masuk dalam daftar Pengurus Cabang KONI Kabupaten Karawang menggelar latihan memanah di sebuah lapangan milik pengusaha.

Ironisnya, latihan yang memakan korban itu bukan jadwal latihan yang ditentukan oleh Pengurus Cabang KONI dan hanya diikuti kurang dari 10 atlet panahan.

Seorang atlet panahan terbaik Kabupaten Karawang melepaskan anak panah dari busurnya, tiba-tiba anak panah itu mengenai tubuh Muhammad Rifky Ramadhan Aulia yang tengah bermain di lokasi tersebut.

“Areal itu adalah lapangan sepakbola terbuka yang sering digunakan warga lingkungan Dipo, Kelurahan Nagasari untuk berolahraga. Namun sangat berbahaya jika lokasi terbuka ini dipakai untuk latihan memanah,” kata Supardi Nugraha (62), kakek korban.

Ia mengungkapkan, anak panah itu menancap di bagian perut hingga menembus bagian belakang tubuh korban.

“Selaku kakeknya, tentu saya sangat khawatir atas kejadian yang menimpa cucu saya yang menjadi korban kejadian ini. Sehingga saya bersama dengan orang tua korban langsung membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan,” ujarnya.

Sebelumnya, korban sempat dilarikan ke RS Dewi Sri. Namun pihak RS Dewi Sri kemudian merujuknya ke RSUD Karawang. Karena tidak memiliki peralatan lengkap, korban kemudian dibawa ke salah satu rumah sakit yang ada di daerah Cibitung Kabupaten Bekasi.

“Di rumah sakit Cibitung Kabupaten Bekasi kami hanya transit saja, karena pihak rumah sakit di sana menyatakan tidak sanggup, sehingga akhirnya kami langsung ke rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta,” pungkasnya. (red)

banner 336x280