Harga Toyota C-HR Mahal? Lihat Dahulu Keunggulannya Berikut Ini
BaskomNews.com – Kehadiran Toyota C-HR di Indonesia yang dibawa langsung dari Thailand oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) menuai banyak tanda tanya besar dari penggemarnya. Terutama soal banderol mobil tersebut, yang diklaim banyak pencinta Toyota cukup mahal bila dibandingkan dengan kompetitornya seperti Mazda CX-3 yang dibanderol Rp 438,8 juta dan Honda HR-V.
Menjawab klaim tersebut, Toyota mengatakan harga yang ditawarkan pada Toyota C-HR yang mencapai Rp 490 juta, tidak lepas dari teknologi yang menyelimuti crossover tersebut.
Seperti yang disampaikan Diler Technical Support PT TAM, Didi Ahadi, sebut saja seperti teknologi TNGA (Toyota New Global Architecture) yang di develop, serta keunggulan lainnya seperti pada desain modern yang ditawarkan.
“Ini susah dijawab, karena kalau melihat harga kompetitor berdiri sendiri. Mungkin karena TNGA (Toyota New Global Architecture) jadi banyak di-develop. Kasarannya (misalnya-Red) Corolla atau Camry basic-nya sudah tinggi (mereka menggunakan TNGA), jika dijadikan crossover basic harganya memang sudah lumayan tinggi, fitur-fiturnya juga,” ungkap Didi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Dikesempatan berbeda, Executive General Manager PT TAM Fransiscus Soerjopranoto pun menuturkan bahwa mobil yang desainnya mirip dengan Corolla, Camry, hingga Prius ini punya fitur canggih. Misalnya kolong yang pakai plastik sarat aerodinamis dan mirip mobil sport, posisi kemudinya yang berbeda dan nyaman, sampai kabin yang lapang.
“C-HR menggunakan platform TNGA yang memiliki lima keunggulan utama, yaitu driving quality yang lebih sempurna. Comfort, dengan posisi mengemudi yang lebih ideal, kabin yang luas dan lebih hening, pride of ownership yang lebih baik. Masih ada lagi sebenarnya, banyak,” kata pria yang akrab disapa Soerjo itu.
“Dengan platform baru para engineer menghadirkan desain yang benar berbeda, tanpa harus mengorbankan kapabilitas maupun performa,” katanya lagi.
Maka, dengan peremajaan tersebut harga C-HR di Indonesia diklaim realistis. Kalau Otolovers bagaimana?. (detik/red)