Balita 9 Bulan ini Diduga Jadi Korban Salah Resep Obat Dokter RSUD Karawang

0

Hendriansyah, saat digendong sang ibu, balita berusia 9 bulan yang diduga jadi korban salah resep obat oleh dokter RSUD Karawang.

banner 468x60

BaskomNews.com – Hendriansyah, balita yang baru usia 9 bulan ini diduga menjadi korban salah resep oleh dokter RSUD Karawang. Atas persoalan ini, Hendrik ayah dari balita tersebut meminta RSUD untuk bertanggungjawab.

Hendrik yang beralamat di Desa Margasari RT 013/003, Kecamatan Karawang Timur menjelaskan, kejadian ini bermula saat anaknya mengalami sakit panas yang tinggi. Kemudian langsung ia bawa ke RSUD Karawang dan diperiksa oleh dokter bernama Ani. Selesai diperiksa, langsung diberikan resep untuk menebus obat di salah satu apotek.

banner 336x280

“Iya kita dikasih resepnya oleh dokter di RSUD. Namun di apotek RSUD gak ada obatnya, akhirnya saya membeli obat tersebut di Apotek Siti Khadijah yang berlamat di Johar Karawang,” terangnya, Senin (3/2/2020).

Ketika diberi obat tersebut, lajut Hendrik, anaknya mengalami keanehan dengan panas yang tinggi di bagian kepala, sehingga semalaman anaknya tidak tidur.

“Setealah minum obat itu anak saya tidak tidur semalaman, baru tidurnya pagi jam 7 dan mengalami keanehanya kaya orang mabok linglung, pokoknya aneh aja tidak seperti biasanya,” katanya.

Kemudian, Hendrik langsung mengecek obat tersebut, teryata obat botol tersebut diperuntukan untuk anak usia 6-12 tahun. “Saat itu saya kaget, saya marah, saya kecewa campur aduk. Dan saya langsung ke RSUD untuk minta keterangan resep itu,” timpalnya.

Ketika dipertemukan dengan pihak RSUD pada Senin (27/01/2020) di ruangan informasi, bahwa dokter yang memberikan resep malah membantah jika ia telah salah memberikan resep obat.

“Resep ini gak salah, coba diminum lagi,” terang Hendrik, sambil menirukan ucapan salah satu dokter di RSUD Karawang.

Atas kejadian ini, Hedrik meminta pihak RSUD untuk bertanggungjawab, karena dengan memberikan resep yang salah itu resikonya akan sangat fatal bagi nyawa anaknya.

“Coba kalau anak saya terjadi apa-apa, siapa yang bertaanggungjawab. Dan saya kan gak tahu efek kedepanya apa yang akan terjadi pada anak saya. Semoga kejadian seperti ini tidak lagi terulang lagi,” harapnya.

Atas persoalan yang menimpa anaknya, Hendrik mengaku akan meminta pertanggungjawaban pihak RSUD Karawang yang terkesan tidak mau disalahkan. Bahkan, persoalan tersebut akan dilarikan ke ranah hukum, apabila tidak kunjung menemukan solusi.

Sementara itu, hingga berita ini masuk ke meja redaksi, belum ada keterangan resmi dari pihak RSUD Karawang saat dihubungi BaskomNews.com melalui ponsel seluler Bagian Humas RSUD Karawang, Ruhimin. (red)

banner 336x280