MUI Harap Pertemuan Jokowi-PA 212 sebagai Ajang Tabayun

0

Tim 11 Ulama Alumni 212 menyebut, pertemuan dengan Jokowi di Bogor sangat santai tanpa ad ketegangan.

banner 468x60

BaskomNews.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Persaudaraan Alumni (PA) 212 adalah hal yang lumrah. Namun MUI mengapresiasi pertemuan itu.

“Sebenarnya pertemuan Presiden dengan PA 212 adalah sebuah pertemuan biasa sebagaimana pertemuan Presiden dengan kelompok masyarakat lainnya yang selama ini sudah sering terjadi. Meskipun demikian, menurut hemat kami, pertemuan tersebut patut diberikan apresiasi,” ujar Waketum MUI Zainut Tauhid Sa’adi kepada wartawan, Rabu (25/4/2018).

banner 336x280

Dalam pertemuan di Istana Bogor, PA 212, yang diwakili Tim 11, hanya membicarakan masalah kriminalisasi ulama. MUI berharap pertemuan Jokowi-PA 212 dijadikan ajang memberikan klarifikasi atau tabayun.

“Yang pasti, kami berharap semoga dalam pertemuan tersebut ada proses tabayun dan klarifikasi sehingga dapat mengurai kesalahpahaman yang selama ini terjadi,” tutur Zainut.

Sebelumnya, PA 212 menggelar jumpa pers terkait pertemuan dengan Jokowi. Ada 7 poin yang disampaikan dalam jumpa pers di restoran Larazetta, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4).

Berikut ini 7 poin tersebut:

1. Pertemuan tersebut adalah pertemuan yang bersifat tertutup dan tidak dipublikasikan dan tidak ada wartawan Istana yang menyaksikan.

2. Pertemuan tersebut bertujuan menyampaikan informasi akurat terkait dengan kasus-kasus kriminalisasi para ulama dan aktivis 212.

3. Pertemuan tersebut diharapkan agar Presiden mengambil kebijakan menghentikan kriminalisasi ulama dan aktivis 212 dan mengembalikan hak-hak para ulama dan aktivis 212 korban kriminalisasi sebagai warga negara.

4. Para ulama dari Tim 11 yang hadir telah menyampaikan berbagai harapan dan penjelasan terkait masalah kriminalisasi ulama dan aktivis 212, secara lugas dan apa adanya, walaupun tetap dengan cara yang santun sebagai tugas amar makruf nahi mungkar kepada Presiden, bahkan termasuk kategori yang disebut dalam hadis Nabi SAW:

Ketahuilah, jihad yang paling utama adalah mengatakan kata-kata yang benar yang di depan penguasa yang jair.” (Musnad Ahmad Juz 17/228)

5. Menyesalkan bocornya foto dan berita tersebut yang ditengarai adanya pihak ketiga yang ingin mengadu domba antara Presiden dan ulama serta umat Islam.

6. Meminta Istana mengusut tuntas bocornya foto dan berita tersebut sebagai kelalaian aparat Istana yang tidak menjaga rahasia negara.

7. Para ulama dan aktivis 212 yang bertemu dengan Presiden tetap istiqomah dalam perjuangan membela kebenaran dan keadilan, serta melaksanakan amar makruf nahi mungkar, dan tetap mendesak Presiden untuk segera menghentikan kebijakan kriminalisasi terhadap ulama dan aktivis 212. (detik/red)

banner 336x280