Golkar Usung RK-Daniel, Hoax! Dedi Mulyadi akan Lapor Polisi
“DPP Partai Golkar tak pernah mengeluarkan surat yang berisi pernyataan DPP Partai Golkar mendukung Ridwan Kamil (Emil) dan Daniel Muttaqien sebagai pasangan calon gubernur pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Surat itu saya istilahkan surat bodong”
BaskomNews.com – Surat yang mengatasnamakan dari DPP Partai Golkar berisi pengesahan pengusungan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien, ternyata hoax. Bahkan, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Idrus Marham menyebut, surat keputusan DPP Partai Golkar yang beredar melalui media sosial itu adalah surat palsu atau ‘bodong’.
“DPP Partai Golkar tak pernah mengeluarkan surat yang berisi pernyataan DPP Partai Golkar mendukung Ridwan Kamil (Emil) dan Daniel Muttaqien sebagai pasangan calon gubernur pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Surat itu saya istilahkan surat bodong,” ujar Idrus dalam keterangan persnya di Kantor DPP Partai Golkar, Jumat (12/9/2017).
Idrus mengatakan surat yang beredar tersebut tidak seperti surat yang dikeluarkan secara resmi oleh DPP Partai Golkar. Surat tersebut tanpa nomor, tanggal dan juga tanpa stempel. “Nggak mungkin kita keluarkan surat tanpa stempel, tanpa nomor surat dan tanpa tanggal,” ujar Idrus.
Sementara itu, Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi akan mempolisikan “Surat Bodong DPP Golkar” itu. Rencananya, laporan polisi akan dilakukannya pada Senin lusa.
Langkah ini dilakukan Dedi Mulyadi untuk mengetahui siapa dan dari mana sebenarnya “Surat bodong DPP Golkar” tersebut berasal.
“Kalau surat itu bodong berarti ada tanda tangan palsu, baik itu tanda tangan ketua umum maupun sekjen. Kemudian ada yang posting sebuah surat yang palsu itu. maka itu kan sudah masuk ke ranah pidana,” tutur Dedi Mulyadi, kepada awak media, Jumat (22/9/2017).
Menurut Dedi, surat bodong DPP Golkar tersebut bisa masuk ranah pidana. Yaitu dengan alasan pertama, adanya pencatutan tanda tangan. Kedua, adanya penyebaran berita palsu atau hoax.
“Untuk itu Golkar kan partai besar, partai yang berpengalaman, maka kewibawaan partai itu perlu dijaga dari berbagi tangan yang merusak sendi-sendi ke partaian dan mengadu dombakan antara partai di tengah-tengah krisis kepartaian yang begitu berat yang dialamai partai golkar,” timpal Dedi Mulyadi. (tim)