Pabrik Tekstil Terancam Bangkrut! Zaman Now, Pasar Domestik Seret
“Akhirnya barang fashion sudah tidak menjadi prioritas. Satu sisi memang ada pergeseran kelas menengah di mana baju bukan harus dibeli setiap minggu tetapi merupakan barang yang bisa dibeli sebulan juga cukup”
BaskomNews.com – Pabrik tekstil di Karawang, termasuk seluruh Indonesia, terancam gulung tikar. Para pengusaha tekstil melaporkan kinerja sampai dengan September 2017. Hasilnya memang tidak memuaskan karena minus 20%.
“Kalau ekspor naik hampir 4% tetapi pasar domestik ada masalah, justru malah terkoreksi,” ujar Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat, Sabtu (4/11/2017).
Dikatakan dia, salah satu penyebab turunnya penjualan produk tekstil di dalam negeri adalah karena minimnya permintaan. Hal ini terjadi, lanjut dia, karena sikap pemerintah yang mencabut subsidi listrik dan mengurangi subsidi BBM yang menyebabkan daya beli turun.
“Maka rakyat harus membayar penuh untuk barang tersebut misalnya BBM dan listrik. Jadi angka subsidi itu sangat besar. Otomatis uangnya ya dibelikan BBM untuk motor mereka, bayar angkutan atau listrik,” tambahnya.
Hal tersebut, sambung dia, berdampak kepada kemampuan daya beli masyarakat yang menurun. Selera berbelanja mereka jadi berkurang.
“Akhirnya barang fashion sudah tidak menjadi prioritas. Satu sisi memang ada pergeseran kelas menengah di mana baju bukan harus dibeli setiap minggu tetapi merupakan barang yang bisa dibeli sebulan juga cukup,” paparnya.
Selain itu, penyebab lain adalah pergeseran pola hidup masyarakat Indonesia zaman sekarang yang lebih tertarik uang mereka ditabung atau dialokasikan untuk berwisata. Menurut Ade, perilaku ini memperparah kondisi industri tekstil di Indonesia.
“Mereka menabung lebih banyak ke leasure keluar kota atau keluar negeri makanya sektor pariwisata meningkat. Warga kita lebih banyak berwisata domestik tidak lagi ke barang fashion,” katanya. (SiD)