Soal Rame-rame ke Jepang, Akhirnya Kadisbudpar Angkat Bicara

0
banner 468x60

“Agenda ke Jepang tersebut bukan hanya sekedar agenda pertukaran budaya. Melainkan agenda kepentingan pembangunan Karawang secara umum.”

BaskomNews.com – Masih terkait rame-rame keberangkatan Bupati Karawang bersama rombongan ke Jepang, akhirnya Kepala Disbudpar Karawang, Okih Hermawan angkat bicara.

Kepada BaskmNews.com, Okih memaparkan, awalnya keberangkatan Bupati bersama siswa SMPN 1 Karawang ini merupakan undangan langsung Gubernur Osaka Jepang kepada Bupati. Karena pada 2014 lalu, rombongan perwakilan dari Gubernur Osaka sempat berkunjung ke Karawang.

banner 336x280

“Jadi ceritanya agenda keberangkatan ke Jepang kemarin itu merupakan kunjungan balik. Karena agenda pertukaran budaya, jadi kita bawa siswa SMPN 1 Karawang untuk menampilkan angklung di sana. Karena angklung ini syarat prestasi yang sudah diketahui Gubernur Osaka,” kata Okih Hermawan, Selasa (28/11).

Disinggung mengenai anggaran, Okih mengklarifikasi jika anggaran keberangkatan ke Jepang tersebut bukan Rp 1 miliar seperti yang selama ini diberitakan awak media. Melainkan Rp 700 juta, dengan rinciannya Disdikpora Rp 300 juta dan Disbudpar Rp 400 juta.

“Semua anggaran dikemas di kita. Bus dan makan sampai bandara, termasuk semua akomodasi di sana (Jepang). Termasuk tiket bupati dan beberapa pejabat juga kita yang kelola. Terkecuali tiket untuk siswa dan orangtua, itu sekolah yang kelola,” papar Okih.

Selain untuk Ketua DPRD Karawang, Okih juga mengakui jika awalnya panitia Disbudpar juga menyediakan tiket untuk Wakil Ketua I DPRD Karawang Sri Rahayu Agustina dan Kepala Disnakertrans Karawang H. Ahmad Suroto.

Namun karena ketiganya gak jadi berangkat, sambung Okih, akhirnya tiket dikembalikan pihak maskapai untuk kemudian siswa anggaran kelebihan tiket yang dipulangkan akan dikembalikan ke kas daerah.

Menurut Okih, ada beberapa alasan tertentu mengapa orang-orang yang dikatakan publik deket dengan Bupati Cellica juga ikut “terbang” ke Jepang. Diantaranya seperti Ketua HIPMI Karawang Rafiudin Firdaus dan dr. Yessi.

Karena dijelaskan Okih, agenda ke Jepang tersebut bukan hanya sekedar agenda pertukaran budaya. Melainkan agenda kepentingan pembangunan Karawang secara umum.

“Banyak hal yang dibahas di sana, bukan hanya soal angklung saja. Soal keikutsertaan dr. Yessi, yang kita tahu Yessi posisinya di PMII. Kita butuh tenaga medis, makanya kita butuh dr. Yessi. Kalau dikaitkan dengan kerabat bupati, ya itu hak publik. Kalau dia bukan dokter saja tidak akan kita izinkan berangkat ke Jepang,” katanya.

Termasuk keikutsertaan Ketua HIPMI Karawang, masih dikatakan Okih, baginya bukan soal mantan timses Cellica-Jimmy atau bukan. Melainkan lebih kepada hubungan pengusaha Karawang dengan investor di Jepang. Terlebih ditegaskan Okih, Ketua HIPMI Karawang memiliki komunikasi khusus dengan pengusaha Jepang.

“Tapi bener semua tiketnya kita yang bayar dari APBD, termasuk tiket bupati. Kalau bupati kan otomatis setiap agenda kerjanya pasti dibiayai APBD. Kecuali kalau anaknya ikut, baru itu pake biaya sendiri,” timpal Okih.

Masih dijelaskan Okih, agenda ke Jepang ini sebenarnya ada dua hal, yaitu agenda pertukaran seni budaya dan pemerintahan. Sehingga saat di Jepang, rombongan kembali menjadi dua rombongan karena alasan agenda kunjungan yang bersamaan di waktu yang sama.

“Sambutan di Osaka luar biasa. Secara kebetulan Osaka sedang mempersiapkan Osaka Ekspo 2025 yang ngundang kita lagi ke sana. Kita di Osaka diterima langsung Hironori Harimoto sebagai Executive Direktor of Internasional Relation. Terus ada keinginan kerjasama juga antara Jepang dengan Karawang,” terang Okih.

Pasca selesai agenda di Osaka, sambung Okih, rombongan langsung bertolak ke Walikota Sakai. “Sakai akan jadi tuan rumah Asian Games 2020. Kita berbicara banyak soal pemerintahan di sana. Seni budayanya (angklung) kita tampil di sekolah dan dua perguruan tingi di sana (Narasaho dan Universitas Tenri). Dan kebetulan di sana ada mahasiswa asal Karawang, mahasiswa asal Pangkalan dan Galuh Mas,” papar Okih.

Intinya, sambung Okih, bupati sangat bangka dengan angklung SMPN 1 Karawang. Sebagai reward (hadiah), bupati akan memberikan kursus bahasa Jepang gratis kepada 30 siswa SMPN 1 Karawang yang tergabung dalam group angklung, bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Jepang.

“Dari hasil kunjungan ini, Jepang akan datang lagi ke Karawang untuk teken MoU Siter City, semacam kerja sama Karawang dengan Jepang tentang pemerintaham di 2018,” kata Okih.

“Kalau soal seni budaya saya sudah gak bisa ngomong lagi. Sambutan yang antusias tersebut sudah cukup untuk membuktikannya. Apalagi mereka (Jepang) mengakui semangat perjalanan perjuangam Rengasdengklok. Sampai walikota di sana tahu soal semboyan merdeka atau mati,” pungkas Okih.(king)

banner 336x280