Kang Emil “Dengerin Curhatan “ Buruh Bekasi Soal UMSK Molor

0

PR foto.

banner 468x60

BaskomNews.com – Buruh pabrik PT Dynaplast mengeluhkan soal Upah Minimum Sektoral Kota (UMSK) yang keputusannya molor tahun ini. Selain itu, mereka juga mempertanyakan program unggulan kandidat Gubernur Jabar nomor urut 1 Ridwan Kamil untuk buruh jika terpilih sebagai gubernur Jabar 2018.

“Kami minta kalau Pak Ridwan Kamil jadi Gubernur, supaya UMSK bisa diputuskan Januari. Agar tidak ada lagi rapelan,” kata Muhaimin, Sekretaris SPSI Dynaplast kepada Ridwan Kamil yang berkunjung ke produsen kemasan plastik di kawasan Jababeka itu, Selasa, 22 Mei 2018.

banner 336x280

Menurut dia, selama ini Provinsi selalu telat memutuskan UMSK. Padahal buruh menunggu keputusan tersebut segera. Seperti tahun 2018, UMSK baru diputuskan bulan Maret.

“Sehingga kekurangan upah bulan Januari dan Februari dirapel. Ke depan buruh ingin Gubernur bisa tetapkan UMSK di awal tahun, yakni bulan Januari,” kata Muhaimin.

Mendengar keluhan tersebut Ridwan Kamil menyatakan, persoalan UMSK akan jadi perhatian Gubernur ke depan. “Tidak akan dilama-lamakan, kalau menyangkut persoalan kesejahteraan buruh,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil dihadapan ratusan buruh PT Dynaplast.

Dia juga menyebut untuk meningkatkan kesejahteraan buruh tidak harus menaikkan upah, tapi bisa dengan menurunkan pengeluarannya. Caranya, pemerintah harus turun tangan. Hal ini sudah dia coba di Bandung dengn memberikan buruh fasilitas bus gratis sehingga pengeluaran untuk transportasi bisa ditabung.

“Untuk buruh yang rumahnya jauh dari pabrik, disediakan bus gratis. Buruh saat ini tidak efesien karena jarak tempat kerja dengan tempat tinggal cukup jauh,” kata dia.

Dia mengatakan, selain membuat tidak efisien, jarak yang jauh juga membuat buruh stres. Sebab, perjalanan membutuhkan waktu tak sedikit, belum lagi ketika jalan yang dilintasi macet. Sehingga waktu santai bersama dengan keluarga cukup sedikit karena habis di jalan.

“Mengatasi ini saya akan menggagas apartemen untuk buruh di sekitar tempatnya bekerja. Konsep itu diterapkan di Cina, dimana tempat tinggal buruh dengan perusahaan berdampingan. Berangkat kerja tinggal jalan kaki atau naik sepeda,” kata dia.

“Kita bisa sejahtera, tanpa harus selalu upah naik, tapi bisa dengan menurunkan pengeluaran, seperti yang dilakukan di Kota Bandung,” kata Kang Emil menambahkan.

Mendengar paparan Kang Emil, Muhaimin berharap Kang Emil dapat mewujudkan kesejahteraan buruh dengan menyediakan bus gratis, sembako murah, perumahan dan sekolah dekat pabrik hingga meningkatkan skill buruh melalui training center.

“Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) harus ada kepastian. Kalau masalah upah itu keputusan pemerintah, tapi pemimpin seperti Kang Emil kan punya cara baru untuk mensejahterakan buruh dengan mengurangi pengeluaran buruh, saya salut dengan ide Kang Emil,” ujar Muhaimin.(PR/red)

banner 336x280