Sutradaranya Purwakarta, Pengantinnya Bandung, Korbannya Karawang
BaskomNews.com – Suhu perpolitikan menjelang Pilkada Karawang 2020 mendatang sudah mulai memanas. Berbagai analisa subjektif dari beberapa pengamat politik lokal terus bermunculan di beberapa media masa ataupun postingan di media sosial.
Beberapa nama kandidat yang diprediksi akan bertarung sengit di Pilkada Karawang terus bermunculan. Dari mulai nama Ketua DPC Demokrat Karawang, dr. Hj. Cellica Nurrachadiana (Bupati Karawang), Ketua DPC PKB Karawang, H. Ahmad Zamakhsyari (Wakil Bupati Karawang), Anggota DPRD Jawa Barat Fraksi Gerindra, Gina Fadlia Swara, sampai dengan nama dua pengusaha ternama, yaitu H. Jenal Aripin dan H. Aep Saepulloh.
Dari berbagai analisa politik yang sudah bermunculan, ada analisa politik lebih menarik yang dikeluarkan oleh mantan Sekretaris DPC PDIP Karawang, Ace Sudiar. Yaitu dimana Ace Sudiar memprediksi bakal kembali terjadi peta politik Pilkada Karawang 2020 seperti peta politik Pilkada Karawang 2014 lalu.
Ace Sudiar menyimpulkan analisa politiknya tersebut dalam satu kalimat, yaitu “Sutradaranya dari Purwakarta, Pengantinnya dari Bandung dan Korbannya dari Karawang”.
Dijelaskan Ace Sudiar, tidak bisa dipungkiri jika Pilkada Karawang 2014 lalu ada andil besar dalam pemenangan pasangan Cellica-Jimmy yang ‘disutradarai’ oleh mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi yang kini menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi Golkar.
Saat itu, dr. Cellica Nurrachadiana yang sempat menjabat Plt Bupati Karawang ada kemungkinan tidak bisa ikut kontestasi Pilkada 2014, jika saja ‘tidak dikawinkan’ dengan H. Ahmad Zamakhsyari oleh Sang Sutradara Politik Dedi Mulyadi.
“Beberapa petinggi parpol di Karawang masih meyakini, jika kontrak politik antara Cellica Nurrachadiana dengan Dedi Mulyadi masih berlaku sampai Pilkada Karawang 2020 mendatang,” papar Ace Sudiar, Minggu (3/11/2019).
Dalam perjalanan pemerintahan Cellica-Jimmy yang menang telak di Pilkada 2014 lalu, dalam kurun dua tahun terakhir keduanya mulai tidak harmonis. Beberapa isu disharmonisasi Cellica-Jimmy mulai bermunculan di media masa lokal.
H. Ahmad Zamakhsyari yang notabene sebagai tokoh politik asli Karawang akhirnya merasa sudah tidak dihargai lagi sebagai wakil dari dr. Cellica Nurrachadiana. Karena Bupati Cellica dianggap selalu ‘berjalan sendiri’ di dalam mengeluarkan beberapa kebijakan strategis pembangunan Karawang. Beberapa ide serta gagasan pembangunan dari H. Ahmad Zamakhsyari juga dianggap tidak pernah digubris Cellica Nurrachadiana.
Sehingga pada akhirnya, H. Ahmad Zamakhsyari mengambil sikap politik tidak akan ‘kawin politik’ lagi dengan Cellica Nurrachadiana di Pilkada Karawang 2020 mendatang. H. Ahmad Zamakhsyari dikabarkan akan berpasangan dengan siapapun, bagi setiap tokoh parpol atau tokoh masyarakat yang ingin menjadi Karawang 2.
“Ya, bahasa singkat analisa politik Pilkada 2014 lalu adalah Sutrada politiknya Kang Dedi Mulyadi, pengantin politiknya Cellica Nurrachadiana yang notabene bukan warga Karawang asli (Bandung, red), dan korbannya H. Ahmad Zamakhsyari yang dua tahun terakhir pemerintahan Cellica-Jimmy selalu merasa terkesan jadi korban, karena tidak pernah dilibatkan dalam kebijakan strategis pemerintahan,” papar Ace Sudiar.
Apakah peta politik Pilkada Karawang 2020 mendatang akan seperti peta politik Pilkada Karawang 2014 lalu?
Menjawab pertanyaan ini, Ace Sudiar kembali menjelaskan analisa politiknya. Dijelaskannya, beberapa bulan ke belakang Dedi Mulyadi kembali terlihat aktif menyikapi beberapa persoalan pembangunan Karawang. Diantanya adalah persoalan hitam pekatnya air Bendungan Barugbug Jatisari dan Sungai Cilamaya yang tercemar limbah industri.
Meskipun kapasitasnya sebagai Anggota DPR RI, tetapi turunnya Dedi Mulyadi bersama Cellica Nurrachadiana ke Bendungan Barugbug sekitar sebulan lalu ini bisa menjadi salah satu indikator politik yang menggambarkan, bahwa romantisme Dedi Mulyadi dengan Cellica Nurrachadiana kembali dipertontonkan menjelang tahun politik Pilkada Karawang 2020.
Luar biasanya yang menjadi perhatian publik, Dedi Mulyadi seakan bisa mempengaruhi langsung kebijakan Bupati Cellica dengan cara membuat agenda kegiatan ‘Bersih-bersih Sampah Bersama Masyarakat’ di sekitaran Bendungan Barugbug dan Sungai Cilamaya. Bahkan agenda bersih-bersih sampah ini diintruksikan langsung melalui Surat Perintah yang dikeluarkan Sekda Karawang, dengan cara melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang.
Tak hanya sampai di situ, kunjungan Dedi Mulyadi berlanjut ke kantor Pemkab Karawang dengan alasan kunjungan kerja sebagai Anggota DPR RI. Beberapa isu pembangunan Karawang kembali disikapi Dedi Mulyadi dalam kesempatan kunkernya tersebut.
“Harmonisasi Dedi Mulyadi dengan Cellica Nurrachadiana inilah yang kemudian menjadi satu analisa politik Pilkada Karawang 2020. Apakah Dedi Mulyadi kembali akan menjadi sutradara pengantin Cellica Nurrachadiana di Pilkada Karawang?. Kita lihat saja nanti saat pendaftaran di KPU,” kata Ace Sudiar.
Siapakah Korban Politik Pilkada 2020 yang Dimaksud?
Menjawab pertanyaan ini, sayangnya Ace Sudiar tidak mau menjelaskan secara gamblang. Yang pasti menurut analisa politiknya, beberapa nama Calon Wakil Bupati 2020 yang akan berpasangan dengan Cellica Nurrachadiana sudah bermunculan. Bahkan beberapa nama tersebut sudah mulai ‘mendagangkan diri’ bahwa calon tersebut merupakan sosok yang bisa membawa perubahan pembangunan Karawang ke arah yang lebih baik.
Yang pasti kata Ace Sudiar, jika peta politik Pilkada Karawang 2020 mendatang masih seperti Pilkada Karawang 2014 lalu (Sutradanya Dedi Mulyadi dan Pengantinnya Cellica Nurrachadiana), maka Cellica Nurrachadiana tetap akan membutuhkan calon wakilnya yang merupakan asli orang Karawang, demi mendongkrak suara Pilkada dari kajian isu politik primordialisme.
“Mau calon wakilnya dari kalangan politisi, pengusaha atau tokoh PNS yang harus mengundurkan diri, yang pasti Cellica Nurrachadiana masih butuh calon wakilnya dari kalangan masyarakat atau warga Karawang asli,” pungkas Ace Sudiar. (red)