Sepucuk Surat “Ingin Pulang” Nindy, Kenal di FB Hingga Berakhir Tragis di Tangan Suami
Oleh: Bayu SiD
Minggu (3/12/2017) malam, rupanya menjadi malam terakhir buat Siti Saidah alias Nindy alias Sinox (21), berada dalam pelukan M Holil (23), pria yang merupakan suaminya. Rupanya pula, surat yang ditulis tangannya, terkait keinginannya untuk berpisah dengan Holil dan pulang, terjawab. Ya, Nindy pulang, dan berpisah dengan Holil, untuk selamanya.
MALAM itu, Minggu (3/12/2017), di sebuah rumah kontrakan di Dusun Sukamulya RT 04 RW 05, Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Nindy menghembuskan nafas terakhir di tangan Holil, sang suami, dengan cara yang tragis, mayatnya dimutilasi, bagian tubuhnya dipisahkan, dibuang dan dibakar. Bagian tubuh dan tangannya dibuang dan dibakar di Dusun Ciranggon, Majalaya, Karawang. Sementara bagian kepala dan kedua kakinya dibuang di Desa Parakan Badak, Pangkalan, Karawang.
Berawal dari percekcokan di rumah kontrakan itu. Nindy, sempat memukul Holil duluan. Mendapatkan pukulan itu, Holil balas memukul, hingga pukulannya bersarang di leher Nindy. Brakkk….Nindy gontai dan terjatuh ke lantai. Kepalanya membentur lantai, lalu meninggal dunia.
Mendapati istrinya terkulai tak bergerak, Holil menghampirinya dan memeriksa denyut nadinya. Ternyata, benar, Nindy sudah tak ada. Holil bingung bercampur takut. Diapun memutar otaknya untuk menghilangkan jasad Nindy. Hingga akhirnya diapun tertidur di sofa ruang depan kontrakannya, dekat mayat Nindy tergeletak.
Esoknya, Senin (4/12/2017) siang, muncullah inisiatif untuk memutilasi jasad Nindy. Holil kemudian bergegas, menggunakan sepeda motor Ninjanya, ke pasar, membeli sejumlah barang yang dijadikan alat untuk memutilasi. Diantaranya, golok, kantong plastik hitam besar, kamper dan lakban.
Kemudian pada hari Selasa (5/12/17) Holil mulai memutilasi jasad Nindy, di salah satu ruangan, di dalam kontrakannya. Holil mengawali mutilasi pada bagian kepala Nindy setelah itu pada kaki sebelah kiri lalu bagian kanan. Setelah dimutilasi, bagian-bagian tubuh Nindy dibungkusnya, dimasukan dalam kresek besar warna hitam. Bagian kepala dan kaki korban dibuang di sekitar jurang yang berlokasi di Parakan Badak Kecamatan Pangkalan, pada Selasa (5/12/17) malam. Sementara tubuh dan tangannya dibuang kemudian dibakar di Ciranggon, Majalaya, Karawang.
Polisi, sempat dibikin sibuk. Hampir satu pekan, Polisi kesulitan membuka tabir misteri jasad tanpa kepala dan kaki dengan kondisi gosong, yang ditemukan di Ciranggon, Majalaya. Hingga akhirnya, pada Selasa (12/12/2017) siang, Holil datang ke Mapolres Karawang, melaporkan istrinya yang hilang, bercirikan sama dengan mayat tanpa kaki dan kepala yang ditemukan di Ciranggon.
Namun, laporan itu tak lantas dipercayai Polisi. Banyak fakta yang diputar-balik dan pernyataan berbelit-belit, hingga merujuk pada keterkaitan dirinya atas kasus tersebut. Polisi pun memprosesnya, hingga terungkaplah kasus tersebut dan lelaki asal Bogor ini mengakui semua perbuatannya. Bersama dirinya pula, Polisi mendatangi TKP pembuangan kepala dan kaki Nindi di Babakan Badak, Pangkalan, pada Selasa (12/12/2017). Atas perbuatannya, Holil dikenai pasal tentang pembunuhan berencana dan terancam hukuman seumur hidup atau maksimal hukuman mati.
Tak menyangka, Nindy yang berprofesi sebagai marketing di salah satu perusahaan property di Cikarang, hidupnya harus berakhir tragis di tangan suaminya. Ibu muda beranak satu asal Pati, Jawa Timur itu, sebelumnya berkenalan dengan Holil, suaminya, lewat Facebook. Hingga kemudian, keduanya bertemu di Taman Lele Bandengan, Semarang, pada 2014.
Sempat menjalani pacaran jarak jauh, Holil datang ke Pati untuk melamar Nindya pada 2015. Karena Holil bekerja di Karawang, akhirnya Nindy pun mengikuti suaminya ke Karawang. Namun, rumah tangga Nindy-Holil tak harmonis. Mereka sering terlibat cekcok. Sebuah sumber menyebut, Holil berselingkuh. Kabar itupun dibenarkan Ayah Nandy, Saryadi. Kata dia, rumah tangga anaknya pernah geger karena Nindya menangkap basah Holil tengah berselingkuh, bercumbu dengan wanita lain di dalam kamar kontrakan Nindy. Dari kasus itu kemudian Nindya sempat pulang ke Pati dan membawa anaknya yang baru berumur 7 bulan. Holil kemudian menyusul menjemput dan berjanji akan membina rumah tangga baik-baik.
Perihal perselingkuhan ini juga sempat diceritakan Nindya kepada temannya, Pandu. Saat masih kerja di Tiki, Nindy pernah tidak mau pulang dan memilih menginap di kantor karena sedang berantem. Ditanya Pandu apa masalahnya, Nindya menjawab Holil sedang menggoda perempuan lain.
Sepucuk surat yang ditulis Nindy pun menguatkan isu bahwa perselingkuhan mewarnai hubungan mereka. Dalam surat itu, Nindya bilang kepada Holil ingin pulang ke Pati, tapi malu kepada tetangga. Ia khawatir tetangga punya persepsi negatif karena keduanya tak tinggal bareng.
“Yah, Bunda pamit saja, ya…. Udah capek ngadepin sifat kamu. Kamu lebih sayang mereka ketimbang aku,” tulis Nindy tanpa disertai kapan surat itu dibuat. (Bayu SiD)