Tolak Penggusuran, Ini yang Dilakukan Warga Kampung Pancasila
“Rumah-rumah di kampung ini dibangun oleh para pemiliknya masing-masing, tanpa ada bantuan dari pihak manapun”
BaskomNews.com – Inilah aksi tolak penggusuran yang dilakukan warga Kampung Pancasila, Desa Sirnabaya Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang. Pagi tadi, Jumat (15/;9/2017), ratusan warga berkumpul di lapangan kampung tersbebut, dengan disaksikan oleh aparat Kepolisian, aparat desa setempat serta hakim dari Pengadilan Negeri (PN) Karawang.
Ada tenda kecil dan pagelaran kesenian, yang menampilkan bakat-bakat dari para bocah di kampung itu. Tampak juga suasana keakraban yang sangat cair diantara warga kampung. Dan di tengah aksi, ada orasi dari beberapa tokoh di kampung tersebut.
“Tujuan kami mengadakan kegiatan ini, sekaligus juga mengundang hakim dari PN Karawang, adalah untuk menunjukan kalau kami disini adalah warga sipil biasa yang sudah hidup dan menempati rumah-rumah di kampung ini selama puluhan tahun. Hubungan antar warga disini terjalin begitu baik dan harmonis. Di sini ada beberapa suku dan agama, begitu juag tempat ibadah, seperti masjid dan gereja. Di sini benar-benar Kampung Pancasila,” ujar Simon Fernando Tambunan, SH, yang merupakan Tim Advokasi warga dari LBH Jakarta.
Dikatakan dia, agenda kegiatan tersebut, sebenarnya merupakan rangkaian dari persidangan kasus sengketa tanah antara penggugat dalam hal ini TNI (Kodam III Siliwangi). Dan ini, lanjut dia, merupakan rangkaian dari pembuktian bahwa Kampung Pancasila merupakan kampung mandiri tanpa dibiayai oleh Kodam III SIliwangi.
“Kemarin sebenarnya kita yang bermohon. Kita ingin memperlihatkan kepada hakim, apakah benar penggugat menguasai fisik? Apa benar rumah-rumah si sini dibangun, diberdayakan dan dipelihara serta dirawat oleh para penggugat?” lanjutnya.
Dijelaskan dia, rumah-rumah di kampung ini dibangun oleh para pemiliknya masing-masing, tanpa ada bantuan dari pihak manapun. Termasuk infrastruktur, seperti jalan dan sarana pendidikan serta keagamaan, semuanya tanpa bantuan dari APBN Kementerian Pertahanan atau Kodam III Siliwangi.
“Disini ada masjid dan gereja. semuanya itu dibangun oleh swadaya masyarakat. Warga disini sudah hidup berdampingan secara harmonis, meski terdiri dari berbagai suku dan agama,” katanya.
Dipaparkan dia, warga Kampung Pancila yang berjumlah 400 KK, hanya mempertahankan haknya. “Warga disini tak minta lebih. Hanya mempertahankan haknya berupa lahan yang ditempati seluas 7,5 ha dari yang diklaim oleh penggugat, seluas 42 ha,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Sirnabaya Kecamatan Telukjambe Timur, Ir. H. Masuran, mengatakan, dirinya yang tinggal di Desa Sirna sejak tahun 2004, sudah melihat keberadaan warga yang menempati rumah-rumah di Kampung Pancasila. Bahkan, saat dirinya menjadi Kepala Desa Sirnabaya, di kampung tersebut sudah terbentuk RT dan RW.
“Saya gak tahu persis apakah dulunya kampung ini merupakan asrama TNI. Yang jelas setahu saya, masyarakat yang menempati rumah-rumah di Kampung Pancasila ini 99 persen merupakan warga sipil. Kalau soal apakah rumah-rumah itu peninggalan orang tuanya yang pensiunan TNI, saya tidak tahu juga,” ujarnya.
Dijelaskan dia, pada tahun 2009, pihaknya (pemerintahan desa) melakukan pembangunan infrastruktur di Kampung Pancasila. “Jadi infrastruktur yang ada di kampung ini merupakan karya kami dengan masyarakat sini,” katanya.
Masuran berharap, konflik ini bisa segera berakhir dan apa yang sudah menjadi milik masyarakat disini tetap menjadi miliknya. (tim)